Sejarah Ringkas Pondok Pesantren NDRESMO

Berbicara masalan perkembangan islam di Indonesia tentunya tidak bisa lepas dari membicarakan tentang pondok pesantren sebab pondok pesantren di samping merupakan salah satu benteng pertahanan ajaran islam,juga merupakan suatu lembaga tempat menggali serta mengembangkan ajaran islam secara lebih mendalam dan mendasar,peranan ini terbukti sejak zaman pra penjajahan sampai saat ini.
Pondok pesantren NDRESMO bermula dari dua orang bersaudara bernama SAYYID ARIF dan SAYYID SULAIMAN,cucu Sunan Gunung jati Cirebon jawa barat,yg berkelana ke jawa timur untuk berguru di pondok pesantren yg diasuh Raden Rohmat (SUNAN AMPEL) Sby.
Dalam perjalanannya menimba ilmu di pondok pesantren Sunan Ampel,pada suatu malam ketika Sunan Ampel melaksanakan sholat malam,tampaklah oleh beliau diantara para santri yg sedang tidur dua orang santri yang terlihat memancarkan sinar kemudian oleh beliau kedua orang santri itu didekati dan masing masing di ikat kain jariknya.
Keesokan harinya setelah selesai menunaikan sholat subuh,semua santrinya dikumpulkan,kemudian beliau bertanya: "wahai santri-santriku,siapa diantara kalian yg merasa kain jariknya terikat,mendekatlah kepadaku". Lalu mendekatlah, kedua santri yang bernama Sayyid Arif dan Sayyid Sulaiman kepada beliau, kemudian Sunan Ampel bertanya kepada para santrinya: Barang apakah yg paling berharga di dunia ini?, secara serempak mereka menjawab: "EMAS". Dengan kejadian tersebut, maka Sunan Ampel menyuruh semua santrinya untuk memanggik kedua santrinya itu dengan panggilan "EMAS" didepan nama kedua santri tersebut,dan mulai saat itulah kedua santri tersebut berikut keturunannya diberi gelar "MAS" didepan nama aslinya dan terus berlanjut hingga sekarang.
Selang beberapa waktu Sunan Ampel meminta kepada kedua santri itu untuk sowan kepada Mbah sholeh Semendi dan menyampaikan salamnya, setelah memperhatikan perangai keduanya,timbullah keinginan Embah Sholeh Semendhi pasuruan untuk mengambil kedua santri tersebut sebagai menantu

Karena sebelumnya beliau memang sudah bernadzar bahwa: "Aku tidak akan mengawinkan kedua orang anakku,apabila tidak ada dua orang bersaudara yg datang kepadaku secara bersama sama".
Dalam melaksanakan kehendak Embah Sholeh Semendhi, Mas Sayyid Sulaiman merasa perlu minta waktu mohon izin kepada kedua orang tuanya di Cirebon. Sementara adiknya Mas Sayyid Arif tetap tinggal di Pasuruan. Pada saat Mas Sayyid sulaiman berada dalam perjalanan yang memakan waktu selama tiga bulan,ketika itulah Mas Sayyid Arib di nikahkan terlebih dahulu. Dan barulah sekembalinya Mas Sayyid Sulaiman dari Cirebon, Embah sholeh semendhi menikahkan beliau dg putrinya yg kedua yaitu adik dari istri Mas Sayyid Arif.
Dari perkawinan Mas Sayyid Sulaiman dg putri Embah Sholeh semendhi lahirlah seorang putra yg di beri nama "ALI AKBAR". Mas Sayyid Ali Akbar inilah yg kemudian membuka lembaran Emas keluarga besar Sidoresmo. Dan Mas Sayyid Sulaiman sendiri menetap di Kanigoro Pasuruan. Ketika beliau hendak pulang ke Cirebon, dalam perjalanan beliau jatuh sakit di daerah sekitar Jombang Jawa timur hingga beliau dipanggil menghadap Sang Kholiq dan dikebumikan di Mojoagung Jombang.

Sumber : Ning Laili
Share on Google Plus

About Agus Prayitno

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 comments: