Sebagai pewaris ilmu, Mas Sayyid Ali Akbar diberangkatkan oleh buya/ ayahnya ke Surabaya menuju pondok pesantren Raden Rohmat (Sunan Ampel) dimana ayahnya dulu mengajar ngaji. Setibanya di Surabaya, seperti juga santri santri lain Mas Sayyid Ali Akbar mengaji dg tekun, sebab ia sadar bahwa ayahnya Mas Sayyid Sulaiman hanya mewariskan ilmu padanya. Berkat ketekunannya, akhirnya suatu hari Mas Sayyid Ali Akbar di perkenankan untuk kembali ke kampung halamannya.
Dengan pesan dari sang guru "Laksanakanlah perintah Allah dan kembangkanlah ilmu_mu demi si'ar agama islam", berangkatlah Mas Sayyid Ali Akbar dg mengemban amanat dari sang guru. Dalam perjalanannya (kurang lebih 10 km) Mas Sayyid Ali Akbar beristirahat di suatu tempat disebelah timur wonokromo, sambil mencermati daerah sekelilingnya, beliau berfikir dan sesaat timbul suatu gagasan untuk mendirikan suatu perkampungan pesantren yg merupakan sentra pendidikan dan peribadatan. Dengan tekad yg kuat dan dibantu oleh beberapa orang pengikutnya, Mas Sayyid Ali Akbar mulai melakukan penebangan hutan dan mendirikan perkampungan baru ditempat itu.
Setelah terwujud suatu perkampungan kecil, maka orang-orang dari daerah sekitarnya mulai berdatangan untuk mengaji pada Mas Sayyid Ali Akbar, sehingga dari tahun ke tahun kampung ini menjadi ramai dan banyak dikunjungi orang.Pada suatu malam ketika Mas Sayyid Ali Akbar hendak melaksanakan sholat lail (sholat tahajjud) di masjidnya, beliau melihat ada lima orang santrinya yg sedang nderes (belajar mengaji) di dalam masjid. Seketika itu juga timbul inspirasi beliau untuk memberi nama desa baru itu dg sebutan "NDRESMO". Asal kata dari kalimat " NDERES SANTRI LIMO" yang akhirnya populer dg sebutan SIDORESMO (Sido Nderes Santri Limo) hingga sekarang.
Sumber : Copas plek dari ning laili
0 comments:
Post a Comment